Tok Tok Blokir Tik Tok…

Ada beberapa hal yang menjadi salah satu pikiran saya untuk menulis ini, yaitu aplikasi yang cukup populer khususnya untuk remaja milenial Tik Tok. Sejak 3 Juli 2018, Keminfo memblokir aplikasi ini karena terindikasi lebih banyak konten negatifnya daripada hal positif.

Source : Instagram/detik.com

Aplikasi yang juga bernama Douyin  di negara tirai bambu ini cukup membuat banyak video dengan durasi singkat melalui kreativitas bisa juga lipsync yang juga ramai di lini masa sosial media. Nah yang menarik sebelumnya Tumblr, Telegram, Tik Tok dan mungkin akan sudah ada dan akan banyak sekali platform, aplikasi, situs serta sumber informasi yang akan di blokir jika tidak sesuai dengan norma, kaidah dan aturan yang berlaku.

Permasalahannya adalah jika ada Kuku yang panjang, yang di potong adalah Kukunya, Bukan Jarinya .. atau jika ada Tikus di dalam Rumah, yang di tangkap tikusnya, bukan Rumahnya yang di bakar,..

Ketika Keminfo memblokir telegram karena banyaknya penyalahgunaan applikasi tersebut karena banyak berisi konten terorisme, kekerasan, jual beli ilegal dan lainnya, namun ada beberapa teman saya yang juga menggunakan grup di telegram untuk mengembangkan bisnis dan berbagi informasi mengenai properti via telegram. Ada juga tumblr yang diblokir karena banyak indikasi pornografi dan konten negatif, namun di sisi lain ada teman saya yang menuliskan informasi pelatihan, pendidikan, pengalaman dan sisi positif pada tumblr daaannn maaassihhh banyak lagi hal positif yang berdampak pada pemblokiran dari pemerintah.

Salah satu cara dan solusi terbaik adalah edukasi pengguna internet serta materi pembelajaran TIK yang ada di sekolah lebih diperkuat. Hal ini bisa menjadi salah satu filter yang sangat ampuh untuk bisa mengarahkan anak-anak untuk kreatif dengan cara yang tepat, selain itu anak bisa cerdas, produktif dan bisa menelusur informasi positif dan menghindari hal yang negatif, meski orang tua harus tetap memandu dan membimbing.

saya teringat salah satu bit komedi dari Komika terkenal Mas Pandji Pragiwaksono, Keminfo memblokir ratusan situs yang mengandung pornografi, radikalisme dan juga konten negatif, taaappiiiii blokir tersebut masih tetap bisa dibuka dengan akses khusus dan itu sangat mudah (dan saya mencobanya berhasil mengakses konten yang ituhhh).. Jadi buat apa anggaran yang besar hanya untuk memblokir banyak hal namun masih bisa digunakan dengan celah tertentu.. lebih baik anggaran blokir tersebut diarahkan untuk edukasi anak-anak agar bisa lebih bijak dan cerdas berseluncur di dunia maya..